Maba lagi Finally, aku masuk satra juga setelah tes sana- sini, ditolak disana ditolak disini. Hampir aja mau nyerah. Untung aja ada mereka yang selalu ngedukung aku. Well, walaupun nggak masuk satra di universitas yang aku mau, tapi gapapalah yang aku mau sastra inggris bukan universitasnya percuma aja kalo aku bisa masuk universitas “Itu” tapi ga suka ama jurusannya ujung- ujung nya pasti ogah- ogahan buat kuliah. Bukan hal yang mudah buat ambil keputusan ini, comment dari orang- orang sekitar yang bikin makin galau, tadinya. Semuanya pasti bilang “serius nih mau ninggalin universitas negeri buat masuk ke swasta??”. Helooo, Maksutnya apa coba!!!!! Siapa yang imannya nggak goyah kalo semua bilang kaya gitu ke kita, tekad sebulat apapun pasti goyah juga, kan!. Tapi, setelah aku pikir- pikir sih ngapain gitu kan terlalu mikirin kata orang- orang ya ini hidup aku, aku yang jalanin, aku yang ngerasain. So, what gitu kan, Selagi aku nggak merugikan orang . apapun keputusannya yang jelas musti bisa tanggung jawab sama apa yang kita lakukan. Keputusan besar udah diambil, nggak semudah seperti aku memutuskan untuk memangkas rambut panjang ku yang selama ini nangkring menghiasi kepalaku, nggak semudah itu, walaupun keputusan untuk merubah style rambut itu juga sangat sulit butuh waktu berbulan- bulan,bahkan bertahun- tahun. Dan akhirnya aku puas banget sama rambut yang sekarang simple, nggak ribet, tetep cantik lah, hehe ya buktinya sekarang aku udah nggak jomblo gitu, jadi bawa hoki lah ini rambut pendek. Intinya sih, semoga keputusan ku untuk berada di kampus ini, berada di jurusan yang sekarang ini, berada pada lingkungan sekarang ini, meskipun nggak mudah tapi semoga akhirnya juga bakalan memuaskan, seperti keputusan memangkas rambut ini.